Sejarah Haji tak lepas dari sosok-sosok utama dalam Islam, yaitu Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Siti Hajar, Nabi Ismail, dan iblis laknatullah. Sejarah yg begitu panjang mulai dari Nabi Adam ini pada akhirnya menjadi salah satu syariat ummat Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman. Tempat terukirnya sejarah besar ini adalah sekitar Masjidil Haram, Mas’a (tempat sai), Arafah, Masy’ar, dan Mina. Simbol utama dari sejarah ini adalah Ka’bah.
Sebagaimana dijelaskan dalam berbagai literatur mengenai ibadah haji dan umrah, pelaksanaan ibadah ini telah disyariatkan sejak zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.
Berikut sejumlah tata cara ibadah haji yang dilaksanakan sejak zaman Nabi Adam AS hingga sekarang ini.
Nabi Adam AS
Setelah beberapa waktu sejak diturunkan ke bumi, Nabi Adam diperintahkan oleh Allah SWT pergi ke Baitullah di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Menurut sejumlah riwayat, Ka’bah dibangun oleh para malaikat. Dan selama lebih dari 2.000 tahun, malaikat sudah melaksanakan tawaf (mengelilingi Ka’bah). Nabi Adam AS kemudian mengikuti apa yang dilakukan malaikat. Kemudian, Nabi Adam AS diperintahkan untuk membangun kembali Ka’bah. “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah di Bakkah (Makkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS Ali Imran [3]: 96).
Dalam kisahnya, setelah Adam dan Hawa diturunkan ke dunia dalam keadaan terpisah kemudian mereka bertemu kembali di Jabal Rahmah yang berarti Bukit Kasih Sayang. Untuk mengenangnya, di atas Jabal Rahmah terdapat suatu tugu yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Masyarakat setempat percaya, lokasi bertemunya Adam dan Hawa persis di titik tugu tersebut.
Jabal Rahmah juga jadi tempat bersejarah bagi perjalanan Nabi Muhammad. Di sanalah dirinya menerima wahyu terakhir dari Allah, sekaligus penyempurna dari ajaran Islam.
Banyak yang percaya, jika berdoa minta jodoh di Jabal Rahmah maka permintaannya cepat dikabulkan. Selain itu, sejarah dan pemandangan yang terlihat dari Jabal Rahmah sudah mampu mencuri perhatian jamaah haji.
Nabi Hud dan Saleh
Para nabi setelah Adam AS juga melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Ibnu Katsir dalam kitabnya, Bidayah wa an-Nihayah, menyebutkan sebuah riwayat Imam Ahmad bin Hanbal ra, Ibnu Abbas ra berkata, “Ketika Nabi SAW sedang lewat di Lembah Usfan pada waktu berhaji, beliau berkata, ‘Wahai Abu Bakar, lembah apakah ini?’ Abu Bakar menjawab, ‘Lembah Usfan.’ Nabi Bersabda, ‘Hud dan Saleh AS pernah melewati tempat ini dengan mengendarai unta-unta muda yang tali kekangnya dari anyaman serabut. Sarung mereka adalah jubah dan baju mereka adalah pakaian bergaris. Mereka mengucapkan talbiyah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah’.”
Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS
“Dan (ingatlah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di Baitullah (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu menyekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang bertawaf dan orang-orang yang beribadah, dan orang yang ruku dan sujud. Dan, serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan’.” (QS al-Hajj [22]: 26-28).
Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk mengajak umat manusia mengerjakan ibadah haji ke Baitullah. Selanjutnya, nabi-nabi lainnya mengerjakan hal serupa.
Kisah Nabi Ibrahim ini tak lepas dari sejarah kurban yang pertama, dimana Nabi Ibrahim dalam mimpinya diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail. Jauh sebelum perintah penyembelihan itu Nabi Ibrahim juga pernah menyuruh Nabi Ibrahim mengungsikan Ismail yang masih bayi bersama ibunya Siti Hajar ke tengah padang pasir yang tandus.
Siti Hajar yang berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwa mencari sumber air menjadi latar sejarah ibadah Sa'i. Yang tak kalah mengesanakan adalah terpancarnya sumber air pertama sumur Zam-zam yang muncul dari hentakan-hentakan kaki Ismail yang menangis kehausan.
Nabi Muhammad SAW
Ibadah haji disyariatkan pertama kali pada tahun keenam Hijriah. Sedangkan, Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji pada tahun kesembilan Hijriah.
Banyak ayat Alquran yang memerintahkan Nabi SAW dan umat Islam untuk melaksanakan haji, sebagaimana tuntunan Allah dalam Alquran (QS 3: 97, 22: 27, 2: 196, 9: 2-3, 9: 17, 9: 28, dan 22: 27).
Adapun tuntunan yang mesti dilaksanakan adalah:
-Tawaf (QS 22: 29 dan 2: 125)
-Sai antara Safa dan Marwa (QS 2: 158)
-Wukuf (QS 85: 3, 89: 2, dan 2: 198-199)
-Berkurban (QS 89: 2, 22: 28, dan 22: 36)
-Tahalul atau mencukur rambut (QS 48: 27, 2: 196, dan 22: 29).
Nabi Muhammad memiliki ikatan sejarah yang menarik dengan simbol ibadah haji dan umrah ini yaitu Ka'bah. Saat itu kaum-kaum bangsawan kota Makkah berebut ingin meletakkan Hajar Aswat di sisi Ka'bah. Salah seorang memberi usul, bahwa yang akan meletakkan batu hitam itu adalah orang yang muncul pertama kali di pintu Ka'bah. Dengan kehendak Allah, ternyata yang muncul pertama kali adalah Nabi Muhammad. Namun dengan bijaksana Nabi Muhammad menyuruh mereka meletakkan Hajar Aswat di atas selembar kain lalu masing-masing kaum memegangi pinggirnya dan membawa batu tersebut bersama-sama ke dekat Ka'bah. Barulah kemudian Nabi Muhammad mengangkatnya dan meletakkan pada posisi yang sekarang kita temui.



No comments:
Post a Comment